Rendahnya kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis menjadi latar belakang adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan mengimplementasikan model Problem Based Learning (PBL), mengetahui karakteristik permasalahan yang dapat digunakan untuk PBL.Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dan dilakukan sebanyak dua siklus, yang diawali dari observasi awal, kegiata pra siklus, siklus I dan siklus II. Setiap siklus dilakukan persiapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data penelitian yang digunakan adalah data observasi kemampuan berpikir kritis, hasil pretes dan postes dan angket siswa. Triangulasi data kemudian dianalisis setiap siklusnya.Hasil penelitian menunjukkan peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Secara umum capaian kemampuan berpikir kritis peserta didik dari prasiklus, siklus I dan siklus II dengan menggunaan 5 aspek kemampuan berpikir kritis adalah 35,9 %, 54, 65 % dan 78,30 %. Terjadi peningkatan dari prasiklus sampai siklus II. Hasil observasi Hasil tes pada siklus I, 93.33 % peserta didik lulus KKM, sedangkan pada siklus II 100 %. Namun demikian ada beberapa aspek berpikir kritis yang peningkatannya rendah.Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa implementasi PBL dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Sedangkan karakter permaslahan yang dapat digunakan harus sesuai dengan level pemahaman peserta didik dan dapat dijumpai di masyarakat.